Cara Memperbaiki Laptop yang Tidak Bisa Booting dengan Pesan No Bootable Device

No Bootable Device


Langkah Memperbaiki Laptop No Bootable Device


1. Boot ulang laptop dengan menekan tombol Ctrl + ALT + Del pada keyboard

No Bootable Device Step 1

Laptop akan melakukan proses memulai ulang atau proses restar dan nyala kembali pada saat tampil logo merk segera tekan tombol masuk ke setingan bios. 

2. Saat logo laptop tampil segera tekan tombol F2 untuk masuk ke pengaturan bios

Masuk Pengaturan BIOS


Untuk masuk ke menu pengaturan bios tiap laptop berbeda beda, untuk laptop acer, toshiba dan asus dengan menekan tombol F2, laptop merk lenovo tombol Fn + F2 atau F2 atau ada juga tombol switch novo key pada bagian cesing laptop terdapat lubang kecil, laptop merk HP tekan F10 atau F9 untuk mode Boot.

Catatan : Jika tidak berhasil kemungkinan laptop masih menggunakan pengaturan standart dari pabrikan yang diatur untuk menggunakan Mode Fast Boot , caranya matikan laptop dan pada saat posisi mati tekan tombol F2 kemudian tekan tombol power, dengan catatan tombol F2 jangan dilepas sebelum berhasil masuk ke BIOS.

3. Periksa media boot (Hardisk/SSD) pada tab Information



Cek terlebih dahulu apakah media boot atau media penyimpanan anda masih terdeteksi, pada tab information akan terlihat semua informasi tentang laptop, spesifikasi processor, RAM, DVD, SN, Hardisk, Versi BIOS dan informasi lainnya.

Jika pada informasi hardisk tidak ada keterangan sama sekali berarti hardisk anda bermasalah atau tidak terdeteksi, yang bisa saja disebabkan karena hardisk rusak atau motherboard laptop yang bermasalah. Lakukan pengecekan terlebih dahulu, apakah hardisk masih bagus atau tidak dengan cara mengganti hardisk. Jika tetap tidak terdeteksi pada BIOS maka penyebabnya ada pada motherboard laptop anda.

4. Pindah ke tab menu BOOT


Selanjutnya jika hardisk terdeteksi, maka geser ke tab BOOT pada menu BIOS untuk melihat mode pengaturan boot, biasanya laptop no bootable device disebabkan oleh berubahnya setingan mode boot laptop.


5. Pilih Mode Boot (UEFI/LEGACY) 



Mode boot tiap laptop berbeda beda anda bisa mempelajari masalah mode boot ini pada beberapa artikel kami, ada istilah UEFI dan LEGACY hal ini terkait dengan masalah sistem operasi yang anda gunakan dan sistem partisi hardisk yang anda pakai. 

Pada intinya cek saja pada Mode Boot jika set awal UEFI maka ubah ke LEGACY, begitupun sebaliknya jika set awal saat anda masuk ke Tab Boot ini mode bootnya menunjukan LEGACY maka atur ke UEFI.


6. Simpan setingan dan keluar dari pengarutan BIOS pada menu Exit




Jika telah selesai mengubah mode boot maka geser ke menu Exit dengan menekan tombol arah panah kanan pada keyboard pilih Exit Saving Changes atau lakukan dengan menekan tombol F10. Kemudian Enter dan laptop akan memulai ulang, jika cara ini berhasil maka laptop anda akan masuk ke boot windows yang anda gunakan seperti biasa. Semoga sampai disini masalah laptop anda sudah teratasi.


Sebagai tambahan informasi silakan lanjutkan membaca artikel dibawah ini sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk anda terkait masalah No Bootable Device.

Memeriksa dan Membersihkan Hard Disk

Tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada menemukan pesan "No bootable device" ketika Anda mencoba untuk menghidupkan laptop Anda. Saat ini, banyak orang mengandalkan laptop untuk bekerja, belajar, atau bahkan untuk bermain game. Oleh karena itu, ketika masalah muncul, hal itu dapat sangat mengganggu dan dapat mengganggu produktivitas kita. Salah satu dari masalah utama yang menyebabkan "no bootable device" pada laptop adalah kinerja yang buruk pada hard disk laptop. Hard disk adalah tempat di mana semua data, termasuk sistem operasi, disimpan. Oleh karena itu, ketika hard disk tidak berfungsi dengan baik, maka laptop akan sulit atau bahkan tidak bisa dihidupkan.

Untuk memperbaiki masalah ini, Anda perlu memeriksa dan membersihkan hard disk laptop Anda secara teratur. Ada beberapa cara yang mudah untuk membersihkan hard disk laptop. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara cara memeriksa dan membersihkan hard disk laptop Anda agar laptop Anda tidak mendapat pesan error "No bootable device" lagi.

1. Periksa Kondisi Hard Disk Laptop Anda
Langkah pertama dalam memperbaiki laptop yang mendapat pesan error "No bootable device" adalah dengan memeriksa kondisi hard disk laptop Anda. Pastikan bahwa hard disk dalam keadaan baik dan tidak ada kerusakan fisik yang menghambat kinerja hard disk. Jika hard disk terdapat kerusakan fisik, maka yang terbaik adalah menggantinya dengan hard disk baru. Anda dapat memeriksa kondisi hard disk dengan beberapa cara, Anda dapat men-check hard disk dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti "CrystalDiskInfo" atau "HDDScan". Aplikasi ini memeriksa kesehatan hard disk Anda dan memberi Anda informasi yang jelas tentang kinerja hard disk Anda.

2. Bersihkan Hard Disk Dari Virus Dan Malware
Virus dan malware sangat tidak menyenangkan. Mereka dapat merusak berkas pada hard disk laptop Anda dan memperlambat kinerja laptop Anda. Karena itu, sangat penting untuk membersihkan hard disk dari virus dan malware secara teratur. Anda dapat menggunakan perangkat lunak antivirus seperti Avast, McAfee, atau Norton. Kekurangan dari antivirus adalah mereka sering memakan banyak sumber daya dan dapat memperlambat kinerja laptop Anda. Namun, antivirus tetap merupakan opsi terbaik untuk menjaga keamanan laptop Anda dan mencegah pesan error yang tidak diinginkan.

3. Defragmentasi Hard Disk Laptop Anda
Defragmentasi adalah proses mengorganisir ulang data pada hard disk agar data lebih terorganisir dan mempercepat kinerja hard disk. Proses defragmentasi dapat ditemukan di sebagian besar sistem operasi, termasuk Windows dan Mac. Setelah Anda berhasil memeriksa dan memperbaiki kerusakan pada hard disk, langkah selanjutnya adalah melakukan defragmentasi hard disk Anda.

4. Hapus Berkas Yang Tidak Di Perlukan
Hal terakhir yang dapat Anda lakukan adalah menghapus berkas yang tidak diperlukan secara teratur. Hard disk laptop Anda memiliki kapasitas terbatas, dan dengan menghapus berkas yang tidak diperlukan, maka Anda akan membuat ruang kosong yang lebih besar untuk menyimpan berkas yang penting. Ada begitu banyak berkas yang kita dapat hapus, seperti berkas sementara, berkas duplikat, atau berkas yang sudah usang.

Kesimpulannya, masalah "no bootable device" pada laptop Anda bisa disebabkan oleh beberapa faktor, namun masalah paling umum terjadi pada hard disk yang tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa dan membersihkan hard disk laptop Anda secara teratur untuk menjaga kondisi hard disk tetap sehat, dan dapat mencegah munculnya pesan error yang tidak diinginkan. Anda dapat memeriksa kondisi hard disk, membersihkan hard disk dari virus dan malware, melakukan defragmentasi hard disk, dan menghapus berkas yang tidak diperlukan. Dengan cara ini, Anda dapat menjaga kinerja laptop Anda tetap maksimal dan mencegah masalah yang tidak diinginkan di masa depan.

Menonaktifkan Boot Mode yang Tidak Benar



Saat laptop Anda tidak dapat melakukan booting ke sistem operasi, kemungkinan besar masalah ada pada boot mode yang tidak benar. Boot mode adalah cara agar laptop dapat booting ke dalam sistem operasi yang diinstal. Ada dua jenis boot mode yaitu UEFI dan Legacy. Jika boot mode yang digunakan diatur secara tidak benar, maka laptop tidak akan dapat melakukan booting.

Ada beberapa alasan mengapa ada pengaturan boot mode yang salah. Mungkin saja karena perubahan pengaturan di BIOS oleh pengguna, virus atau malware, atau bahkan kerusakan hardware seperti hard drive atau motherboard. Namun, jangan khawatir, Anda dapat mengatasi masalah ini dengan cara menonaktifkan boot mode yang salah.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan jika laptop tidak dapat booting akibat boot mode yang salah:

1. Masuk ke BIOS

Untuk melakukan perubahan pada pengaturan boot mode, Anda harus masuk ke BIOS terlebih dahulu. BIOS adalah program utama yang mengontrol proses booting pada saat laptop dinyalakan. Setiap laptop memiliki cara untuk masuk ke BIOS yang berbeda-beda. Umumnya, Anda dapat masuk ke BIOS dengan menekan tombol Delete, F2, F10, atau F12 selama proses booting.

2. Cari Pengaturan Boot Mode

Setelah masuk ke BIOS, cari opsi pengaturan Boot Mode. Opsi ini biasanya berada pada menu "Boot". Pada BIOS UEFI, opsi Boot Mode dapat berupa "UEFI", "UEFI Hybrid", atau "Legacy". Sedangkan pada BIOS Legacy, pilihan yang tersedia adalah "Legacy" atau "UEFI and Legacy". Pastikan opsi yang dipilih sesuai dengan jenis boot mode yang digunakan pada laptop Anda.

3. Ubah Pengaturan Boot Mode

Setelah Anda menemukan opsi Boot Mode, ubah pengaturan sesuai dengan jenis boot mode yang digunakan pada laptop Anda. Jangan lupa untuk menyimpan perubahan sebelum keluar dari BIOS.

4. Cek Boot Order

Selain pengaturan Boot Mode, pastikan juga pengaturan Boot Order sudah benar. Boot Order menentukan urutan booting pada saat laptop dinyalakan. Pastikan bahwa hard drive atau media yang berisi sistem operasi yang diinstal menjadi prioritas booting utama.

5. Selamat, Laptop Sudah Dapat Booting Kembali

Sekarang cobalah untuk melakukan booting pada laptop. Jika semua pengaturan telah dilakukan dengan benar, maka laptop sekarang dapat melakukan booting ke dalam sistem operasi seperti biasa.

Baca Juga: Mengatasi Masalah "No Bootable Device" Pada Laptop Dengan Mudah

Penutup

Itulah tadi cara memperbaiki laptop yang tidak dapat melakukan booting akibat pengaturan boot mode yang salah. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat dengan mudah memperbaiki masalah ini. Namun, jika masalah masih berlanjut, maka kemungkinan besar masalahnya terletak pada hardware dan Anda harus membawanya ke tempat service terdekat. Terakhir, selalu ingat bahwa membuat perubahan pada pengaturan BIOS dapat membahayakan laptop jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, pastikan untuk mengikuti instruksi dengan hati-hati dan teliti sebelum memutuskan untuk mengubah pengaturan pada BIOS.

Mengatasi Masalah Boot Priority



Masalah boot priority adalah salah satu masalah yang sering dijumpai oleh para pengguna laptop atau PC. Masalah ini menyebabkan laptop atau PC tidak bisa masuk ke dalam sistem operasi karena tidak ada bootable device yang terdeteksi. Bootable device adalah suatu perangkat yang bisa dipakai sebagai sumber booting pada laptop atau PC, seperti hard disk atau USB drive.

Berikut ini adalah beberapa cara untuk memperbaiki masalah boot priority pada laptop:

1. Ubah Boot Priority di BIOS

Setiap laptop memiliki BIOS yang berbeda-beda. Biasanya, untuk masuk ke BIOS dapat dilakukan dengan menekan tombol (F2) pada saat laptop melakukan booting atau dengan menekan tombol (Delete) pada saat laptop menyala. Setelah masuk ke dalam BIOS, cari menu Boot Priority atau Boot Sequence. Di sini, pengguna bisa mengatur urutan bootable device. Pastikan hard disk sebagai bootable device yang teratas pada daftar.

2. Reset BIOS

Jika tidak berhasil mengubah boot priority pada BIOS, bisa dilakukan reset BIOS. Caranya adalah dengan membuka casing laptop dan mencari battery BIOS. Keluarkan battery BIOS selama beberapa saat dan pasang kembali. Boot laptop kembali dan coba masuk ke BIOS untuk mengatur boot priority.

3. Cek Kabel Hard Disk

Jika masalah masih belum terselesaikan, cek kabel hard disk pada laptop. Ada kalanya kabel hard disk tidak terpasang dengan benar atau longgar sehingga pengguna tidak bisa masuk ke dalam sistem operasi. Berikut adalah langkah-langkah untuk memeriksa kabel hard disk:

- Matikan laptop dan cabut adaptor serta baterai
- Buka casing bagian belakang laptop dan cari hard disk
- Lepas kabel SATA (Serial AT Attachment) dan pastikan kabel tersebut terpasang dengan baik.
- Pasang kembali casing laptop dan sambungkan adaptor serta baterai.
- Boot laptop dan cek apakah masalah sudah teratasi atau belum.

Jika masalah masih belum terselesaikan juga, pengguna perlu membawa laptop ke tempat servis atau tukang reparasi untuk memeriksanya.

4. Gunakan Bootable USB

Jika semua cara di atas tidak berhasil, ada cara lain yang bisa dilakukan yaitu dengan cara boot laptop menggunakan USB. Kebanyakan laptop saat ini mendukung untuk booting melalui USB. Pengguna bisa membuat bootable USB melalui PC lain dan menggunakannya sebagai bootable device pada laptop yang bermasalah. Caranya adalah:

- Siapkan laptop yang masih bisa berfungsi untuk membuat bootable USB.
- Download file ISO sistem operasi yang akan diinstall pada laptop yang bermasalah.
- Buka software pembuat USB bootable seperti Rufus.
- Pilih port USB yang akan digunakan dan masukkan file ISO sistem operasi.
- Klik tombol start dan tunggu proses pembuatan bootable USB selesai.
- Sambungkan USB ke laptop yang bermasalah dan pilih USB sebagai bootable device pada menu BIOS.

Setelah selesai proses booting, pengguna bisa menginstal sistem operasi pada laptop yang bermasalah seperti biasanya.

Demikianlah beberapa cara untuk memperbaiki masalah boot priority pada laptop. Semoga artikel ini bermanfaat!




Menginstall Ulang Sistem Operasi



Cara memperbaiki laptop no bootable device yang sering dilakukan adalah dengan menginstall ulang sistem operasi. Menginstall ulang sistem operasi akan mengembalikan laptop ke kondisi awal seperti saat pertama kali dibeli. Hal ini diperlukan ketika masalah pada laptop disebabkan oleh kerusakan pada sistem operasi. Berikut adalah langkah-langkah untuk menginstall ulang sistem operasi pada laptop.

1. Persiapan Sebelum Menginstall Ulang Sistem Operasi

Sebelum melakukan instal ulang sistem operasi, pastikan Anda telah mem-backup semua data penting di laptop. Jangan lupa untuk mencatat serial number sistem operasi dan semua software yang akan diinstal ulang. Setelah itu, pastikan laptop terkoneksi dengan jaringan internet yang stabil dan punya sumber listrik yang cukup untuk melakukan proses instalasi ulang.

2. Download File ISO Sistem Operasi

Langkah selanjutnya adalah men-download file ISO sistem operasi dari situs resmi, yang disediakan oleh produsennya seperti Windows atau MacOS. Pastikan Anda mendownload file ISO yang sesuai dengan versi laptop yang Anda miliki. Ini penting agar proses instalasi sistem operasi berjalan lancar.

3. Membuat Bootable USB atau DVD

Setelah file ISO sudah didownload, selanjutnya adalah membuat bootable USB atau DVD. Bootable USB atau DVD ini akan digunakan untuk booting atau mengaktifkan sistem operasi pada laptop. Banyak software yang bisa Anda gunakan untuk membuat bootable USB atau DVD seperti Rufus atau balenaEtcher.

4. Masuk ke BIOS dan Setting Boot Order

Setelah bootable USB atau DVD sudah jadi, selanjutnya Anda perlu masuk ke BIOS laptop. Caranya adalah dengan menekan tombol tertentu pada saat laptop pertama kali dinyalakan, biasanya tombol "Delete" atau "F2". Setiap laptop memiliki menu BIOS yang berbeda-beda, jadi pastikan Anda membaca manual terlebih dahulu sebelum masuk ke BIOS.

Setelah masuk ke BIOS, Anda perlu setting boot order untuk memunculkan bootable USB atau DVD. Setting ini diperlukan agar laptop terbaca dari bootable USB atau DVD yang telah dibuat, bukan dari hard drive laptop. Untuk setting boot order, letakkan USB atau DVD pada urutan pertama pada daftar "Boot Order". Jangan lupa untuk menyimpan perubahan dan keluar dari BIOS.

5. Instalasi Sistem Operasi

Setelah bootable USB atau DVD terdeteksi, laptop akan secara otomatis booting menggunakan bootable USB atau DVD yang telah dibuat. Ikuti instruksi yang muncul pada layar laptop dan tunggu proses instalasi selesai. Pastikan laptop terhubung ke internet saat proses instalasi agar sistem operasi yang diinstal merupakan versi terbaru dan ter-update.

6. Instal Driver dan Software Pendukung

Setelah proses instalasi sistem operasi selesai, selanjutnya install driver dan software pendukung yang dibutuhkan. Driver tersebut termasuk driver perangkat keras seperti kartu grafis, kartu suara, jaringan, Bluetooth, dan lain-lain. Sementara software pendukung termasuk aplikasi untuk keperluan sehari-hari seperti browser, media player, office, dan lain-lain.

7. Restore Data yang Sudah Di-backup

Setelah selesai menginstall driver dan software pendukung, selanjutnya restore data yang sudah di-backup ke dalam laptop. Pastikan file yang di-restore tidak mengandung virus atau malware yang dapat merusak sistem operasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa memperbaiki laptop yang mengalami masalah no bootable device dengan mudah. Memperbaiki melalui instal ulang sistem operasi sebenarnya lebih efektif dibanding memperbaiki masalah satu per satu sebab seringkali cara ini tidak menyelesaikan masalah dengan sempurna. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membawa laptop ke service center, cobalah terlebih dahulu melakukan instal ulang sistem operasi.


Memperbaiki atau Mengganti Hard Disk yang Rusak



Laptop yang mengalami masalah no bootable device seringkali disebabkan oleh kerusakan pada hard disk. Jika hard disk mengalami kerusakan, maka kita harus memperbaikinya atau menggantinya dengan hard disk yang baru.

Berikut adalah langkah-langkah untuk memperbaiki atau mengganti hard disk yang rusak pada laptop:

1. Mengecek kerusakan pada Hard Disk

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengecek terlebih dahulu kerusakan pada hard disk. Umumnya, kerusakan hard disk terbagi menjadi dua jenis yaitu kerusakan fisik dan kerusakan logis.

Kerusakan fisik terjadi ketika ada masalah pada komponen fisik hard disk seperti kepala pembaca atau motor pada hard disk. Sedangkan kerusakan logis terjadi ketika ada masalah pada data atau struktur data pada hard disk.

Untuk mengecek kerusakan pada hard disk, kita bisa menggunakan tool CHKDSK yang terdapat pada sistem Windows. Tool ini akan melakukan scan pada hard disk dan jika ditemukan masalah maka tool ini akan memperbaikinya.

2. Back-up Data

Sebelum melakukan penggantian atau perbaikan pada hard disk, pastikan untuk melakukan back-up data terlebih dahulu. Kita bisa mem-backup data ke cloud atau menggunakan hard disk eksternal.

Hal ini penting dilakukan agar data tidak hilang saat hard disk diganti atau diperbaiki. Selain itu, kita juga bisa menyimpan data backup ini sebagai langkah pencegahan jika seandainya kerusakan hard disk terjadi lagi di masa depan.

3. Memperbaiki atau Mengganti Hard Disk

Jika kerusakan pada hard disk tidak bisa diperbaiki maka langkah selanjutnya adalah dengan mengganti hard disk yang rusak dengan yang baru.

Untuk melakukan penggantian hard disk, pertama-tama kita perlu membuka casing laptop. Setelah itu, cabut hard disk yang rusak dengan lembut dan pasang hard disk yang baru.

Pastikan hard disk baru yang dipilih kompatibel dengan laptop dan memiliki ukuran yang sesuai dengan yang lama. Setelah itu, pasang lagi casing laptop dan hidupkan kembali laptop.

4. Instalasi Sistem Operasi

Setelah selesai mengganti hard disk atau memperbaikinya, kita juga perlu melakukan instalasi sistem operasi kembali. Kita bisa memasang sistem operasi seperti Windows atau Linux yang sesuai dengan kebutuhan.

Untuk memasang sistem operasi, kita hanya perlu mengikuti petunjuk instalasi yang disediakan. Jangan lupa untuk menginstal driver-driver yang diperlukan agar laptop dapat berfungsi dengan baik.

5. Restorasi Data

Setelah instalasi sistem operasi selesai, selanjutnya kita bisa memulihkan data dari backup yang telah dilakukan sebelumnya. Gunakan software backup atau copy-paste file backup ke dalam laptop.

Pastikan bahwa data yang telah dipulihkan berjalan normal. Jika tidak, kita bisa melakukan pengambilan data kembali dari backup yang telah disimpan.

Itulah cara memperbaiki atau mengganti hard disk yang rusak pada laptop. Selalu periksa hard disk secara rutin agar bisa mendeteksi kerusakan sejak dini dan melakukan backup data secara berkala agar tidak kehilangan data yang penting.

Posting Komentar untuk "Cara Memperbaiki Laptop yang Tidak Bisa Booting dengan Pesan No Bootable Device"