Memahami Arsitektur Hierarki dalam DNS: Penjelasan dan Contoh

Memahami Arsitektur Hierarki dalam DNS

Salam, Sobat IT!

Jika kamu adalah seorang administrator jaringan, pastinya kamu sudah tidak asing lagi dengan DNS (Domain Name System). Dalam sistem Internet, DNS berperan penting untuk mengonversi nama domain menjadi alamat IP untuk menghubungkan antara satu komputer dengan yang lain.

Namun, tahukah kamu tentang arsitektur hierarki dalam DNS? Apa itu hierarki? Dan mengapa penting bagi administrator jaringan untuk memahaminya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, artikel ini akan menjelaskan secara detail tentang Memahami Arsitektur Hierarki dalam DNS: Penjelasan dan Contoh.

Pengertian Umum tentang DNS

Sebelum membahas tentang arsitektur hierarki dalam DNS, ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu pengertian umum tentang DNS. Seperti yang telah disinggung di atas, DNS berperan penting sebagai penghubung antara satu komputer dengan yang lain melalui alamat IP. Tidak hanya itu, DNS juga memungkinkan penggunaan nama domain yang mudah diingat daripada alamat IP yang panjang dan rumit.

Setiap nama domain akan dibagi menjadi satu atau beberapa label yang dipisahkan dengan titik. Contohnya adalah www.google.com, dimana www dan google adalah label yang dipisahkan dengan titik. Setiap label dipecah menjadi banyak partisi, dan setiap partisi terdiri dari 63 karakter atau kurang. Total panjang nama domain tidak dapat melebihi 255 karakter.

Namun, meskipun kata-kata yang digunakan dalam nama domain tidak terbatas, jumlah alamat IP di Internet sangat terbatas.

Dalam situasi seperti ini, DNS memerankan peran penting sebagai Resolver dan Name Servers (Server Nama).

Resolver dan Name Servers

Resolver, adalah komponen pada komputer atau jaringan yang bertugas untuk mengirimkan pertanyaan ke DNS untuk mengetahui alamat IP sebuah domain.

Sementara itu, Name Servers adalah komponen pada DNS yang memberikan jawaban atas pertanyaan dari Resolver. Terdapat beberapa Name Servers yang sering digunakan, yaitu:

Name Servers Fungsi
Root Server Mengarahkan ke TLD Server
TLD Server Mengarahkan ke DNS Server
DNS Server Memberikan IP Address untuk domain yang dicari

Secara umum ada dua jenis arsitektur DNS yang paling umum, yaitu Flat DNS dan Hierarchical DNS. Pada artikel ini kita akan membahas tentang Hierarchical DNS.

Arsitektur Hierarki dalam DNS

Hierarchical DNS mirip dengan bagaimana organisasi sosial mentransformasikan sistem kerja dari atas ke bawah, dimulai dari sistem tingkatan yang lebih rendah. Dalam Hierarchical DNS, domain dikelompokkan ke dalam satu atau lebih zona.

Masing-masing zona mempunyai satu atau lebih Name Servers yang secara eksklusif bertanggung jawab atas menjawab pertanyaan domain di bawah zona tersebut.

Secara umum, Hierarchical DNS terdiri dari tiga level, yaitu Top-level Domain (TLD), Second-level Domain, dan Third-level Domain. Pembagian hierarki DNS dapat dilihat pada gambar berikut:

Top-level Domain (TLD)

Top-level Domain adalah level tertinggi dalam Hierarchical DNS. Dalam level ini, nama domain ditempatkan sebelum titik pertama dalam URL. TLD biasanya dibagi menjadi dua jenis, yaitu TLD Tingkat Atas Umum (gTLD) dan TLD Tingkat Atas Khusus (ccTLD).

Contoh TLD Tingkat Atas Umum adalah .com, .net, dan .org. Sedangkan contoh TLD Tingkat Atas Khusus adalah .id untuk Indonesia, .jp untuk Jepang, dan .au untuk Australia.

Second-level Domain

Second-level Domain terdiri dari label domain yang ada pada URL di antara TLD dan domain yang sesuai. Contohnya adalah Google pada https://www.google.com. Second-level Domain merupakan tempat yang paling tepat untuk merepresentasikan profil perusahaan atau individu.

Third-level Domain

Third-level Domain merupakan zona terkecil dalam Hierarchical DNS. Third-level Domain ditempatkan setelah domain second-level dan dipisahkan dengan tanda 'titik'.

Kelebihan Arsitektur Hierarki dalam DNS

  1. Memudahkan Tata Kelola DNS
  2. Secara keseluruhan, Hierarchical DNS memudahkan tata kelola DNS. Dalam penerapan Hierarchical DNS, domain dapat lebih mudah dimanajemen dalam beberapa zona dan masing-masing zona dikelola dengan terpisah.

  3. Memungkinkan Penyesuaian Zona DNS
  4. Dalam Hierarchical DNS, setiap zona mempunyai Name Servers dan ketika sebuah domain membutuhkan informasi, dua pengambilan data terjadi. Pertama-tama, domain akan ditemukan pada name server dalam zona terbawah. Jika zona tidak memiliki informasi untuk domain yang dimaksud, permintaan kemudian akan naik ke level atas.

  5. Skalabilitas yang Lebih Baik
  6. Salah satu kelebihan Hierarchical DNS adalah skalabilitas yang lebih baik. Karena Hierarchical DNS terorganisir dalam struktur dengan tata kelola terpisah, maka sistem akan lebih mudah untuk ditingkatkan/menskalakan pada saat dibutuhkan. Skalabilitas yang lebih baik ini menjadi penting pada saat puncak trafik pengguna pada suatu situs.

  7. Keamanan yang Lebih Baik
  8. Keamanan adalah faktor penting dalam sistem DNS. Dalam Hierarchical DNS, sistem dirancang untuk mencegah serangan berbahaya pada Name Servers yang berada di bagian atas hierarki. Hal ini memastikan bahwa DNS tetap berfungsi dengan baik meskipun satu atau beberapa Name Servers di bawahnya telah diganggu oleh serangan DNS.

  9. Pengelolaan yang Lebih Baik
  10. Dalam Hierarchical DNS, pengelolaan menjadi lebih mudah karena pengguna dapat dengan mudah mengelola berbagai zona DNS dari satu dashboard. Hal ini menjadikan tugas pengelolaan DNS menjadi lebih efektif.

  11. Meningkatkan Kecepatan DNS
  12. Sebagai bagian penting dari pengalaman pengguna di Internet, kecepatan DNS menjadi perhatian penting bagi para administrator jaringan. Dalam Hierarchical DNS, kecepatan DNS bisa ditingkatkan karena dan data bisa dengan mudah di-cache pada beberapa Name Servers.

  13. Kemudahan Pembuatan Domain
  14. Pembuatan domain menjadi lebih mudah dan murah karena masing-masing domain bisa dikelola terpisah dan untuk domain yang sama tetap bisa menggunakan server yang sama.

Kekurangan Arsitektur Hierarki dalam DNS

  1. Ketergantungan terhadap TLD Server
  2. Setiap Permintaan DNS akan selalu melewati Root Server dan TLD Server. Hal ini membuat DNS sangat bergantung pada TLD Server. Jika Name Server pada TLD Server bermasalah, maka seluruh DNS akan terganggu.

  3. Caching yang Kurang Efisien pada Name Server pada Hierarki Tertinggi
  4. Sistem DNS menggunakan mekanisme cache untuk meningkatkan kinerjanya. Namun, penggunaan mekanisme cache akan menjadi kurang efisien pada Name Server pada hierarki tertinggi. Hal ini terjadi karena Name Server pada hierarki tertinggi harus merespons banyak permintaan yang masuk dari pemanggil lain.

  5. Permintaan Informasi yang Lebih Banyak
  6. Dalam Hierarchical DNS, permintaan akan selalu merambat dari Name Server ke Name Server pada setiap zona yang terkait. Hal ini membuat jumlah permintaan informasi DNS menjadi lebih banyak.

  7. Ketergantungan pada Internet
  8. Karena Hierarchical DNS bergantung pada Internet, maka apabila terjadi masalah pada jaringan internet maka Hierarchical DNS juga akan terganggu.

FAQ (Frequently Asked Questions)

Apa itu DNS?

DNS adalah singkatan dari Domain Name System, sebuah sistem yang digunakan untuk mengonversi nama domain menjadi alamat IP untuk menghubungkan antara satu komputer dengan yang lain.

Bagaimana cara kerja DNS?

DNS bekerja dengan mengonversi nama domain menjadi alamat IP. Setiap nama domain akan dibagi menjadi satu atau beberapa label yang dipisahkan dengan titik. Label dipecah menjadi banyak partisi dan setiap partisi terdiri dari 63 karakter atau kurang. DNS memerankan peran penting sebagai Resolver dan Name Servers (Server Nama).

Apa itu arsitektur hierarki dalam DNS?

Arsitektur hierarki dalam DNS terdiri dari tiga level, yaitu Top-level Domain (TLD), Second-level Domain, dan Third-level Domain. Hierarchical DNS mirip dengan sistem organisasi sosial yang mentransformasikan sistem kerja dari atas ke bawah, dimulai dari sistem tingkatan yang lebih rendah. Dalam Hierarchical DNS, domain dikelompokkan ke dalam satu atau lebih zona. Masing-masing zona mempunyai satu atau lebih Name Servers yang secara eksklusif memberikan jawaban atas pertanyaan domain di bawah zona tersebut.

Apa kelebihan arsitektur hierarki dalam DNS?

Kelebihan arsitektur hierarki dalam DNS antara lain adalah memudahkan tata kelola DNS, memungkinkan penyesuaian zona DNS, skalabilitas yang lebih baik, keamanan yang lebih baik, pengelolaan yang lebih baik, meningkatkan kecepatan DNS, dan kemudahan pembuatan domain.

Apa kekurangan arsitektur hierarki dalam DNS?

Kekurangan arsitektur hierarki dalam DNS antara lain adalah ketergantungan terhadap TLD Server, caching yang kurang efisien pada Name Server pada Hierarki Tertinggi, permintaan informasi yang lebih banyak, dan ketergantungan pada Internet.

Apa peran Resolver dan Name Servers dalam DNS?

Resolver, adalah komponen pada komputer atau jaringan yang bertugas untuk mengirimkan pertanyaan ke DNS untuk mengetahui alamat IP sebuah domain. Sementara itu, Name Servers adalah komponen pada DNS yang memberikan jawaban atas pertanyaan dari Resolver.

Apakah semua domain harus mengikuti struktur arsitektur hierarki dalam DNS?

Tidak harus. Meskipun arsitektur Hierarchical DNS adalah yang paling umum digunakan, tetapi struktur dari domain juga tergantung pada kebutuhan dan ketersediaan dari sistem IT.

Apa yang harus dilakukan ketika Name Server pada zone berada dalam masalah?

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ketika Name Server pada zone berada dalam masalah antara lain memperbaiki server atau koneksi internet terlebih dahulu, menggunakan Name Server yang lain, atau mengaktifkan sistem failover.

Apa itu TLD?

TLD adalah singkatan dari Top-level Domain. TLD adalah level tertinggi dalam Hierarchical DNS dan nama domain ditempatkan sebelum titik pertama dalam URL.

Apa perbedaan antara TLD Tingkat Atas Umum (gTLD) dan TLD Tingkat Atas Khusus (ccTLD)?

TLD Tingkat Atas Umum (gTLD) mencakup domain yang berlaku global seperti .com, .net, dan .org. Sedangkan TLD Tingkat Atas Khusus (ccTLD) mencakup domain yang berkaitan dengan suatu Negara atau wilayah, misalnya .id untuk Indonesia, .jp untuk Jepang, dan .au untuk Australia.

Apa itu Resolver?

Resolver adalah komponen pada komputer atau jaringan yang bertugas untuk mengirimkan pertanyaan ke DNS untuk mengetahui alamat IP sebuah domain.

Apa itu Name Server?

Name Server adalah komponen pada DNS yang memberikan jawaban atas pertanyaan dari Resolver.

Apa keuntungan dari penggunaan mekanisme cache pada sistem DNS?

Penggunaan mekanisme cache pada sistem DNS meningkatkan kinerja dan kecepatan DNS karena data bisa dengan mudah di-cache pada beberapa Name Servers.

Apakah Hierarchical DNS selalu lebih efektif dan efisien daripada Flat DNS?

Tidak. Meskipun Hierarchical DNS lebih umum digunakan, tetapi struktur dari domain dibuat berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan sistem IT. Beberapa domain menggunakan sistem Flat DNS baik untuk kebutuhan keamanan maupun untuk keuntungan lainnya.

Kesimpulan

Setelah membaca artikel ini, kini kamu sudah memahami apa itu DNS dan arsitektur hierarki dalam DNS. Hierarchical DNS adalah sistem tata kelola domain yang mengorganisir domain dalam beberapa zona. Meskipun Hierarchical DNS memiliki kelebihan, namun juga ada kekurangan dalam penggunaannya.

Posting Komentar untuk "Memahami Arsitektur Hierarki dalam DNS: Penjelasan dan Contoh"